Keluarga itu “organisme hidup”. Dia bukan benda mati. Karena isinya
adalah manusia yang lengkap segala potensinya. Semua anggota keluarga
adalah manusia utuh, memiliki jiwa, memiliki hati, akal, pikiran,
keinginan, kecenderungan, harapan dan juga berbagai kebiasaan yang
selalu berkembang. Dari waktu ke waktu, dari hari ke hari, selalu ada
yang baru pada diri kita dan pasangan kita.
Dengan kesadaran ini, kita menjadi memahami bahwa pasangan hidup kita
saat ini bukanlah seseorang yang duduk di pelaminan sekian tahun yang
lalu. Dia adalah seseorang yang telah berubah dan berkembang, dan
menjadi dirinya pada saat ini. Apakah kita masih mengenalinya dengan
baik ?
Hal-hal yang dulu tidak terpikirkan, sekarang menjadi beban pikiran.
Hal-hal yang dulu tidak dirasakan, sekarang mulai dirasakan. Keinginan
yang dulu tidak terbayangkan, sekarang muncul dengan kuat. Sebagaimana
ada kebiasaan yang berubah. Ada kebiasaan yang baru muncul sejalan
dengan perkembangan usia, adapula kebiasaan yang mulai ditinggalkan.
Benar-benar berkembang, dan banyak suasana baru. Baik dalam arti
bertambah, karena dulu tidak ada, atau berkurang dari yang semula ada.
Kesibukan suami dan isteri kadang menyebabkan suasana kehidupan yang
berjalan mekanis. Sekedar melakoni rutinitas hidup sebagai suami dan
sebagai isteri. Bangun pagi, berangkat bekerja dan beraktivitas, pulang
sudah malam. Begitu setiap hari hidup dijalani. Jarang sekali ada waktu
untuk bercengkerama berdua, bercerita, bermesraan, mengobrol,
berdiskusi, bercerita tentang apa saja. Suasana keluarga menjadi ritme
yang sangat monoton dan membosankan bagi semua anggota keluarga.
Suami lebih peduli dengan pekerjaan kantor atau aktivitas di luar
rumahnya, daripada renik-renik rumah tangga. Isteri sibuk dengan seabreg
aktivitas rutinnya, sehingga mengabaikan perhatian terhadap suami dan
anak-anak. Mereka bahkan kadang tidak menyadari, setiap hari terjadi
perubahan di dalam rumahnya. Hasil interaksi dan komunikasi dengan
berbagai pihak, telah memberikan pengalaman, pemikiran serta cara
pandang baru pada suami dan isteri. Ada sesuatu yang terus berubah dari
waktu ke waktu.
Atas nama kesibukan menjalani pekerjaan dan serangkaian aktivitas
keseharian, suami dan isteri jarang memiliki kesempatan mencurahkan
perasaan dan isi hati. Masing-masing larut oleh dinamika di dunia yang
berbeda. Hingga akhirnya, mereka menemukan situasi saling asing. Merasa
biasa-biasa saja, tidak ada yang luar biasa dalam kualitas interaksi
suami isteri. Kondisi ini bisa mencapai ketegangan dengan perasaan
saling tidak mengenal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar