Pondasi Rumah Tangga

Rumah tangga yang dibangun di atas pondasi materi, sesungguhnya amatlah rapuh. Sedikit saja ditiup angin, bakal goyah.

Bagi keluarga muda, menghadirkan suasana kemesraan dan keharmonisan bukan sesuatu yang sulit. Sebab, belum banyak problem kehidupan yang ditemui, belum begitu berat beban hidup yang harus dipikul, dan belum banyak batu karang yang menghadang. Sikap saling mencintai, saling menerima dan memahami, baik kelebihan maupun kekurangan pasangan, masih bermekaran di hati. Singkatnya, tiada problem berarti yang berpotensi menggoncang biduk rumah tangga.Namun, seiring bertambahnya usia pernikahan, suasana ’surga’ itu pelan-pelan hilang. Berubah menjadi ’neraka’ yang menyiksa jiwa.

Membangun Keluarga Sakinah

Keluarga sakinah adalah idaman setiap manusia. Tapi tidak jarang dari mereka menemukan jalan buntu, baik yang berkecupan secara materi maupun yang berkekurangan. Apa sebenarnya rahasianya? Mengapa kebanyakan manusia sulit menemukannya? Mengapa sering terjadi percekcokan dan pertengkaran di dalam rumah tangga, yang kadang-kadang akibatnya meruntuhkan keutuhan rumah tangga? 

Padahal Allah swt menyebutkan perjanjian untuk membangun rumah tangga sebagai perjanjian yang sangat kuat dan kokoh yaitu “Mîtsâqan ghalîzhâ. Allah swt menyebutkan kalimat “Mîtsâqan ghalîzhâ hanya dalam dua hal: dalam membangun rumah tangga, dan dalam membangun missi kenabian. Tentang “Mîtsâqan ghalîzhâ dalam urusan rumah tanggah terdapat dalam surat An-Nisa’: 21. Adapun dalam hal missi kenabian terdapat dalam surat An-Nisa’: 154, tentang perjanjian kaum nabi Musa (as); dan dalam surat Al-Ahzab: 7, tentang perjanjian para nabi: Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa (as).